TAUJIH

SASTRA JIWA

“Ajarkanlah sastra kepada anak – anakmu, karena itu dapat mengubah anak yang pengecut menjadi pemberani”

Menarik kita cermati pesan Khalifah Umar ra. diatas. Difungsikannya sastra tidak hanya untuk memperkaya bahasa dan estetika, tetapi juga sarana dalam mendidik aspek keberanian

Masyarakat Arab sedari dulu memang sudah dikenal kuat dalam menjaga nasab, sejarah leluhur dan kaya akan sya’ir. Imam As Sya’bi (tokoh tabi’in) pernah berkata, “kalau anda mau, akan saya bacakan sya’ir sebulan penuh lamanya, tanpa saya mengulang satu bait pun”

Mari kita coba meresapi sya’ir Panglima Abdullah bin Rawahah ra. berikut ini, di saat berkecamuk perang Mu’tah :
Wahai jiwa
Kau harus turun berlaga
Atau kupaksa kau turun
Mengapa kau tampak enggan menggapai syurga

Karenanya, untuk menambah motivasi bagi ananda, baik jika kita banyak membelikan buku sirah para tokoh & ulama, agar dapat dibaca dan diambil pelajaran, terutama tentang perjalanan beliau dalam menuntut ilmu. Yang sebagian pesannya disampaikan oleh Imam Syafi’i :
“Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan”

Perlu juga kita waspada, barangkali ada bersemi ‘virus merah jambu’, yang karenanya perlu diarahkan agar jangan sampai kebablasan seperti ungkapan Qais :
“Debu yang menempel di sepatu Laila, lebih aku cintai dari dunia dan seisinya” (Laila Majnun)

Rasulullah Saw. memberikan rambu – rambu dengan sabdanya, “Tidak ada yang lebih baik bagi mereka yang sudah saling jatuh cinta kecuali pernikahan”
(HR. Ibnu Majah)

#Inspirasi Sabtu (16)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *